Pemberantasan korupsi tidak cukup teratasi hanya dengan mengandalkan proses penegakkan hukum. Membumihanguskan korupsi juga perlu dilakukan dengan tindakan preventif, antara lain dengan menanamkan nilai religius, moral bebas korupsi atau pembelajaran anti korupsi melalui berbagai lembaga pendidikan.
Untuk melaksanakan program tersbut diatas berikut ini ditampilkan "Buku Dongeng Anti Korupsi" sebagai salah satu buku seri Pendidikan Anti Korupsi dari KPK.
Tugas 2
a. Download/bacalah buku Dongeng Anti Korupsi yang ada di link berikut ini :
Buku Dongeng Anti Korupsi
Selanjutnya pilihlah salah satu dongeng yang paling anak-anak senangi dari sembilan dongeng yang ada, kemudian buat/tulislah resume dari dongeng tersebut di kolom komentar yang ada di halaman tugas ini.
b. Jawaban ditulis pada kolom komentar
dihalaman tugas ini.
dengan melengkapi :
Nama
:
No.
Absen :
Kelas :
Sekolah : SMP Negeri 2 Kuta Selatan
c. Tugas ini dikerjakan dengan ketentuan waktu
dari hari Minggu, 5 Agustus 2018 sampai batas
akhir
pengerjaan paling lambat tanggal 12
Agustus 2018 pukul 24.00 Wita
Selamat Bekerja & Semoga Sukses
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: DINDA RUSITA PERMATA SARI
BalasHapusNo.absen: 12
Kelas: VIII B
Sekolah: SMPN 2 Kuta Selatan
Terjebak di Kandang
Dari peternakan kecil di desa dekat kaki Gunung Wilis, Kakek Tulus ditemani Suci cucunya ke sawah. Di sekitar rumah, hewan hewan peliharaannya sedang bermain, berlarian, dan menikmati hangatnya sinar matahari.
Menjelang siang, awan hitam menutupu langit dan angin bertiup kencang. Hujan turun lebat. Semua hewan sudah masuk ke kandang.
Hujan makin lebat dan angin kencang membuat jendela berderak. Cici kelinci merapatkan diri ke Boni si Ayam Betina yang sedang mengeram delapan telur.
Sebuah dahan pohon tua jatuh menimpa kandang. Hewan-hewan bersyukur bisa selamat. Tetapi, Jago dan Boni terjebak di dalam. Mereka tak lari karena menjaga delapan telurnya. Hewan-hewan mulai menyingkirkan puing-puing bangunan.Sampai hujan reda, mereka terus berusaha menyelamatkan dua rekannya itu.
Petang menjelang dan mereka masih harus menyingkirkan dahan pohon. Untung saat itu Kakek Tulus dan Suci pulang dari sawah. Mereka segera menyelamatkan ayam dengan memotong-motong dahan.
Akhirnya semua reruntuhan tersingkir. Kakek Tulus gembira melihat hewan-hewan dimiliknya selamat.
Nama:Ni Luh Sukerti
BalasHapusNo:27
Kelas:VIIIB
Resume dari dongeng "Maaf Ya Manis"
Saat itu hari pertama sekolah setelah libur. Saat Suci berangkat ke sekolah,belum jauh dari rumah,Suci menemukan anak burung di atas tanah yang baru tumbuh bulunya itu.
saat hendak mengembalikan burung itu ke sarang nya,Suci tidak melihat sarang induk burung tersebut.
Jadi Suci memutuskan untuk menaruh burung itu di rumahnya.Suci menaruh burung kecil di atas tumpukan kain."Manis...kamu jagaya si burung kecil ini ya"."meong..meoong...",jawab si manis.
Sepanjang pelajaran.Suci nampak gelisah karena ia khawatir burung kecil itu di makan oleh kucingnya si manis.
Saat pulang sekolah Suci langsung membuka pintunya Dan burungnya,Burung itu tidak ada di tempat nya.Suci memarahi Manis karena ia mengira Manis yang telah memakan burung kecil itu.
Tetapi Manis menarik narik tali sepatu Suci manis seperti ingin menunjukkan sesuatu. Lalu manis berjalan ke sampiung rumahnya Suci pun mengikutinya. Ternyata di samping rumahnya siburungkecil itu sedang disuapi induknya, suci telah menyesal menuduh Manis yang melakukannya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama:Ni Made Ariani
BalasHapusNo: 05
Kelas: VIIIB
Sekolah: SMP N 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng "Bahaya dari langit"
"Halo adik-adik baruku. Idih, kamu semua menggemaskan," seru Cici kelinci membelai ayam-ayam kecil itu satu persatu. Wajah Babon terlihat kelelahan, tapi ia sangat bahagia.
Ayam-ayam kecil itu kegirangan. Mereka berlari ke sana-ke mari.
"Kukur kukuuur...," sambut Lintar si Merpati dari atas tempat tinggalnya turut senang.
"Kluk kluk klu...! Anak-anak, lihat nih...ibu dapat cacing," yang lain tetap asyik bermain.
Tiba-tiba langit berkelebat bayangan "Mbeek! Mbeeek! Bahaya, ada burung elang! Anak-anak ayam, berlinduuung...!," teriak Gembul sui Kambing.
"Petok petok!," kata Babon memanggil. Ayam-ayam kecil itu berteriak-teriak kebingungan. Sebagian langsung berlindung di bawah sayap induknya, ada yang sembunyi di samping batu besar, tapi ada juga yang tak tau apa yang harus dilakukan.
Terlambat. Elang besar itu menukik, menyambar salah satu anak ayam dan dibawa terbang. Tapi tiba-tiba dari sisi kanan, seekor burung menabrak si elang. "Lihat, Lintar berusaha menyelamatkan ayam kecil," teriak si Jago. Karena diganggu,si elang mencakar Lintar. Sehingga pegangan pada ayam kecil lepas, dan jatuh ke bawah. Induk ayam segera menyelamatkan anaknya.
Tak mau melepas mangsanya, elang kembali berusaha menyambar anak ayam. Malang. Di bawah, Gembul dan Jago ternyata sudah siap menyambut. Dan segera mereka mengeroyok si elang. "Kaaaak...!" teriak elang kesakitan terbang menjauh. "Ia pasti jera kembali ke peternakan," pikir si Manis kucing yang bersembunyi di depan rumah.
Di depan peternakan semua hewan bersorak kemenangan. Tapi, di mana si pahlawan Lintar? "Teman-teman lihat, Lintar terluka!," teriak Cici dari bawah pagar. "Manis...tolong panggil Suci ya!"
Tak lama, Suci datang bersama si Manis. Burung merpati itu dibawa Suci ke dalam rumah untuk dirawatnya.
Nama: Ikomang Dirgayana Putra
BalasHapusNo.absen: 13
Kelas: VIII B
Sekolah: SMPN 2 Kuta Selatan
Terjebak di Kandang
Dari peternakan kecil di desa dekat kaki Gunung Wilis, Kakek Tulus ditemani Suci cucunya ke sawah. Di sekitar rumah, hewan hewan peliharaannya sedang bermain, berlarian, dan menikmati hangatnya sinar matahari.
Menjelang siang, awan hitam menutupu langit dan angin bertiup kencang. Hujan turun lebat. Semua hewan sudah masuk ke kandang.
Hujan makin lebat dan angin kencang membuat jendela berderak. Cici kelinci merapatkan diri ke Boni si Ayam Betina yang sedang mengeram delapan telur.
Sebuah dahan pohon tua jatuh menimpa kandang. Hewan-hewan bersyukur bisa selamat. Tetapi, Jago dan Boni terjebak di dalam. Mereka tak lari karena menjaga delapan telurnya. Hewan-hewan mulai menyingkirkan puing-puing bangunan.Sampai hujan reda, mereka terus berusaha menyelamatkan dua rekannya itu.
Petang menjelang dan mereka masih harus menyingkirkan dahan pohon. Untung saat itu Kakek Tulus dan Suci pulang dari sawah. Mereka segera menyelamatkan ayam dengan memotong-motong dahan.
Akhirnya semua reruntuhan tersingkir. Kakek Tulus gembira melihat hewan-hewan dimiliknya selamat.
Nama : komang widhiarca
BalasHapusNo.Absen:31
Kelas:VIII B
Sekolah : Smpn 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng"Gara gara rumput"
Langit di Timur memerah saat fajar tiba. Di atas pagar, Jago mengepakkan sayap. “Kukuruyuuk...!” teriaknya membangunkan hewan di peternakan.
“Bangun semua. Jangan malas di hari yang indah ini! Banguuun...!”
Pagi itu Kakek Tulus sengaja tak pergi ke sawah, untuk memperbaiki kandang. Dibantu Suci cucunya yang cantik, ia memotong beberapa ruas bambu untuk mengganti kayu-kayu kandang yang rusak. “Asyiiik!” teriak Suci melihat kakeknya bekerja sambil bernyanyi mengikuti suara dari radio yang digantung di pagar. Hewan-hewan juga ikut tertawa senang. Siang hari, kandang baru telah selesai. Pekerjaan berat itu jadi ringan karena dikerjakan dengan santai.
“Kuuur...tu tu tu! teriak Kakek Tulus memanggil ternaknya. Hewan-hewan segera berlarian ke kandang. “Makan yang kenyang ya. Biar sehat,” kata Kakek Tulus sambil menaruh rumput segar untuk kerbau, kelinci dan dua kambingnya. Sedangkan Suci menabur biji jagung untuk ayam dan merpati.
Saat semua menikmati makanan. Tiba-tiba di pojok kandang Embik dan Gembul Kambing ribut, saling Lintarng. “Hei, makan yang baik!” bentak Kakek Tulus. Keduanya kembali tenang. Tapi ketika Kakek Tulus dan Suci meninggalkan kandang, dua kambing itu kembali bertengkar. Bahkan lebih hebat, mereka saling menanduk!
“Kamu merusak rumahku,” kata Cici Kelinci saat Gembul jatuh menimpa kandangnya, ditanduk Embik. Gembul bangkit dan berusaha membalas. Saat Embik menghindar, tanduk Gembul mengenai penyangga tempat tinggal Lintar si Merpati. “Berhentiii,” teriak Lintar. Karena tak digubris, Cici dan Lintar minta bantuan Bocil untuk melerai dua kambing itu. Dengan cepat Bocil memisah Embik dan Gembul dengan berdiri di tengahnya.
“Kenapa kamu berdua bertengkar?” tanya Bocil.
“Embik mengambil rumputku...!” jawab Gembul.
“Bukan, ia yang ngambil...!” kata Embik ketus.
“Kamu yang ngambil...,” balas Gembul.
“Kamu...!” teriak Embik.
“Sudah, diam! Biarkan aku berpikir,” kata Bocil.
Ketika melihat kandang kambing, Bocil tahu masalahnya. Kakek Tulus membuat hanya satu wadah rumput, sehingga mereka saling berebut rumput. “Aha, aku punya ide!” seru Bocil. Ia mengambil lidi dan papan yang terserak di kandang. Embik dan Gembul tegang, khawatir Bocil menghukum mereka. “Biar nggak berebut, kita bagi wadah rumput ini,” kata Bocil.
Dengan cekatan kerbau bijak itu membagi wadah dengan lidi sebagai alat pengukur. Setelah mendapat ukuran yang pas, ditengahnya diberi papan. “Embik hanya boleh makan rumput di kiri papan, dan Gembul di kanan papan,” jelasnya. Dua kambing itu setuju, dan senang dengan cara penyelesaian Gembul.
Embik dan Gembul menyesal atas pertengkaran tadi. Apalagi mereka saudara. Mereka pun minta maaf kepada teman-temannya, terutama Cici dan Lintar yang dirugikan. Malam itu mereka tidur berdampingan. Bahagia rasanya bisa rukun kembali.
Nama : komang sumandra yoga
BalasHapusNo.:28
Kelas:VIIIB
Sekolah : Smpn 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng"Gara gara rumput"
Langit di Timur memerah saat fajar tiba. Di atas pagar, Jago mengepakkan sayap. “Kukuruyuuk...!” teriaknya membangunkan hewan di peternakan.
“Bangun semua. Jangan malas di hari yang indah ini! Banguuun...!”
Pagi itu Kakek Tulus sengaja tak pergi ke sawah, untuk memperbaiki kandang. Dibantu Suci cucunya yang cantik, ia memotong beberapa ruas bambu untuk mengganti kayu-kayu kandang yang rusak. “Asyiiik!” teriak Suci melihat kakeknya bekerja sambil bernyanyi mengikuti suara dari radio yang digantung di pagar. Hewan-hewan juga ikut tertawa senang. Siang hari, kandang baru telah selesai. Pekerjaan berat itu jadi ringan karena dikerjakan dengan santai.
“Kuuur...tu tu tu! teriak Kakek Tulus memanggil ternaknya. Hewan-hewan segera berlarian ke kandang. “Makan yang kenyang ya. Biar sehat,” kata Kakek Tulus sambil menaruh rumput segar untuk kerbau, kelinci dan dua kambingnya. Sedangkan Suci menabur biji jagung untuk ayam dan merpati.
Saat semua menikmati makanan. Tiba-tiba di pojok kandang Embik dan Gembul Kambing ribut, saling Lintarng. “Hei, makan yang baik!” bentak Kakek Tulus. Keduanya kembali tenang. Tapi ketika Kakek Tulus dan Suci meninggalkan kandang, dua kambing itu kembali bertengkar. Bahkan lebih hebat, mereka saling menanduk!
“Kamu merusak rumahku,” kata Cici Kelinci saat Gembul jatuh menimpa kandangnya, ditanduk Embik. Gembul bangkit dan berusaha membalas. Saat Embik menghindar, tanduk Gembul mengenai penyangga tempat tinggal Lintar si Merpati. “Berhentiii,” teriak Lintar. Karena tak digubris, Cici dan Lintar minta bantuan Bocil untuk melerai dua kambing itu. Dengan cepat Bocil memisah Embik dan Gembul dengan berdiri di tengahnya.
“Kenapa kamu berdua bertengkar?” tanya Bocil.
“Embik mengambil rumputku...!” jawab Gembul.
“Bukan, ia yang ngambil...!” kata Embik ketus.
“Kamu yang ngambil...,” balas Gembul.
“Kamu...!” teriak Embik.
“Sudah, diam! Biarkan aku berpikir,” kata Bocil.
Ketika melihat kandang kambing, Bocil tahu masalahnya. Kakek Tulus membuat hanya satu wadah rumput, sehingga mereka saling berebut rumput. “Aha, aku punya ide!” seru Bocil. Ia mengambil lidi dan papan yang terserak di kandang. Embik dan Gembul tegang, khawatir Bocil menghukum mereka. “Biar nggak berebut, kita bagi wadah rumput ini,” kata Bocil.
Dengan cekatan kerbau bijak itu membagi wadah dengan lidi sebagai alat pengukur. Setelah mendapat ukuran yang pas, ditengahnya diberi papan. “Embik hanya boleh makan rumput di kiri papan, dan Gembul di kanan papan,” jelasnya. Dua kambing itu setuju, dan senang dengan cara penyelesaian Gembul.
Embik dan Gembul menyesal atas pertengkaran tadi. Apalagi mereka saudara. Mereka pun minta maaf kepada teman-temannya, terutama Cici dan Lintar yang dirugikan. Malam itu mereka tidur berdampingan. Bahagia rasanya bisa rukun kembali.
Tugas PKN
BalasHapusNama : Ni Nyoman Pande Vidya Paramita
No : 21
Kelas : VIII B
Sekolah : SMP N 2 Kuta selatan
Resume dari dongeng " topeng monyet "
" dung dung dung . " hari itu babah Ong pemilik toko kelontang . Mengundang topeng monyet menggelar pertunjukan . Suci dan anak - anak desa senang sekali . Mereka melihat monyet berakrobat , memainkan berbagai permainan.
" si moli pergi ke pasar !" Teriak Pak Yadi pemilik topeng monyet . Monyet bercelana rumbai - rimbai itu segera mengambil payung dan tas kecil , lalu berjalan berkeliling . Disela kagembiraan anak - anak , suci melihat si moli monyet sering mogok main karena kelelahan .
Pak Yadi tak menggumbris . Ia terus memerintah si moli monyet padahal hewan itu terlihat makin lemas ." Dasar monyet tua ! Ayo main terus ... " perintah Pak Yadi . Tiba - tiba moli roboh . " heh, berdiri ...! " teriak Pak Yadi . Tapi si monyet tidak bisa berdiri lagi .
Anak - anak mulai bubar , karena tak tega melihat si moli . Tiba tiba suci maju ke depan . " Pak , dari pada di buang ... mmm, boleh nggak si moli saya pelihara ? " katanya memberanikan diri , " nih ... ambil sudah lama saya mau ganti monyet tua ini dengan yang lebih muda ," kata Pak Yadi merapikan alat - alatnya untuk pergi .
Wajah suci berbinar senang . Ia segera membopong si moli monyet ke rumah , dan merawatnya dengan baik bersama kakek tulus . Suatu pagi . " kakek , si moli sudah bisa berdiri ... ! " teriak suci . Kakek tulus senang melihat perkembangan moli . Suci juga memperkenalkan moli kepada hewan - hewan di pertenakan , mereka bahagia karena moli suka menghibur .
Suatu ketika , saat moli sedang beraksi di kandang hewan , suci menghentikannya ." Moli ... kamu sudah kembali lincah dan sehat . Saya tak akan menghalangi kamu kalo mau pergi meninggalkan pertenakan ." Kata suci sedih , " yah ... jangan dong , " kata cici kelinci . Hewan - hewan ribut , suci paham mereka tak rela melepas moli monyet . Sambil bersembunyi ," nguk nguk nguk ... !" Lalu moli menghampiri hewan lain dan memeluk mereka , hewan - hewan bersorak senang menyambut keluarga baru di pertenakan .
Nama :I Ketut Tegar purnama Putra
BalasHapusNo absen:29
Kelas :VIII B
Sekolah :SMP Negeri 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng"Pesta di Pertenakan"
Hari itu terjadi kesibukan diperternakan.Kesibukan itu berlangsung sampai senja hari.Ketika penghuni pertenakan siap tidur,tiba-tiba kakek Tulus masuk kandang."Hewan peliharaanku besok malam kita mengadakan pesta"kata kakek Tulus.Serentak hewan-hewan bersorak gembira.Besok harinya,hewan-hewan sibuk berlatih yang akan ditampilkan dipesta."Nanti malam saya ingin cantik"kata Boni ayam kepada Lita merpati."Linta,kamu kehutan dong pinjamkan saya pada burung merak beberapa helai bulunya.
Tak mau kalah,si Gembul kambing dan si Jago ayam jantan juga punya permintaan.Si Linta jadi terbengong.Eee..kenapa semua bingung,dalam pesta tak perlu berlebih-lebih,kita tampil apa adanya"kata Bocil.Panggungnya dimana"tanya Moli kera."Mmm...kenapa tak menjadikan punggungku sebagai panggungnya"kata Bocil.Semua hewan menyetujuinya. Malam hari di depan perternakan terlihat meriah.Di atas balai-balai bambu,kakek Tulus dan Suci menunggu aksi peliharaannya."Mooh"teriak Bocil membuka pintu kandang memulai pertunjukan.Diawali dengan akrobat putaran wortel oleh Cici kelinci.Disusul si Moli yang bermain drama bersama Embek dan Gembul.
Bersamaan dengan itu,rombongan kunang-kunang datang membuat formasi kembang api di angkasa dan juga pemusik penghuni sawah Katak dan Jangkrik.Gembul diam-diam mengundang mereka.Pertunjukan berakhir dengan nyanyian bersama."pertunjukan bagus,sederhana tapi meriah"pujian kakek Tulus.Semuanya kembali kekandang dan tidur yang nyenyak"katanya menghakiri malam yang indah penuh kenangan itu.
Nama:Ni Wayan Lovenia Sintya Dewi
BalasHapusNo: 19
Kelas: VIIIB
Sekolah: SMP N 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng "Bahaya dari langit"
"Halo adik-adik baruku. Idih, kamu semua menggemaskan," seru Cici kelinci membelai ayam-ayam kecil itu satu persatu. Wajah Babon terlihat kelelahan, tapi ia sangat bahagia.
Ayam-ayam kecil itu kegirangan. Mereka berlari ke sana-ke mari.
"Kukur kukuuur...," sambut Lintar si Merpati dari atas tempat tinggalnya turut senang.
"Kluk kluk klu...! Anak-anak, lihat nih...ibu dapat cacing," yang lain tetap asyik bermain.
Tiba-tiba langit berkelebat bayangan "Mbeek! Mbeeek! Bahaya, ada burung elang! Anak-anak ayam, berlinduuung...!," teriak Gembul sui Kambing.
"Petok petok!," kata Babon memanggil. Ayam-ayam kecil itu berteriak-teriak kebingungan. Sebagian langsung berlindung di bawah sayap induknya, ada yang sembunyi di samping batu besar, tapi ada juga yang tak tau apa yang harus dilakukan.
Terlambat. Elang besar itu menukik, menyambar salah satu anak ayam dan dibawa terbang. Tapi tiba-tiba dari sisi kanan, seekor burung menabrak si elang. "Lihat, Lintar berusaha menyelamatkan ayam kecil," teriak si Jago. Karena diganggu,si elang mencakar Lintar. Sehingga pegangan pada ayam kecil lepas, dan jatuh ke bawah. Induk ayam segera menyelamatkan anaknya.
Tak mau melepas mangsanya, elang kembali berusaha menyambar anak ayam. Malang. Di bawah, Gembul dan Jago ternyata sudah siap menyambut. Dan segera mereka mengeroyok si elang. "Kaaaak...!" teriak elang kesakitan terbang menjauh. "Ia pasti jera kembali ke peternakan," pikir si Manis kucing yang bersembunyi di depan rumah.
Di depan peternakan semua hewan bersorak kemenangan. Tapi, di mana si pahlawan Lintar? "Teman-teman lihat, Lintar terluka!," teriak Cici dari bawah pagar. "Manis...tolong panggil Suci ya!"
Tak lama, Suci datang bersama si Manis. Burung merpati itu dibawa Suci ke dalam rumah untuk dirawatnya.
Nama :Ni Ketut Sukardiasih
BalasHapusNo. Absen :26
Kelas :VIII B
Sekolah :SMP Negeri 2 Kuta Selatan
5.Akrobat Wortel
(Kisah Kejujuran)
Sejak Si Moli Monyet berada di peternakan, banyak hewan yang ingin belajar akrobat sepertinya. Salah satunya adalah Cici Kelinci. Ia berlatih akrobat setiap hari dengan memutar tiga buah wortel dengan dua tangan. Walau Cici terus mengeluh, Moli tak bosan untuk mengajari Cici akrobat. Akhirnya, Cici pun mulai pintar berakrobat.
Hari itu Cici pamer kepada Gembul dan Embek Kambing di kandang. Meski Moli sempat memberi tahu kepada Cici untuk berakrobat di luar kandang, namun Cici terus melakukan aksinya di dalam kandang. Hingga akhirnya kaki Cici terpeleset oleh genengan air dan wortel yang dipeganginya terpental ke arah telur-telur ayam hingga memecahkan satu telur.
Terlihat dari kejauhan Boni dan Jago balik ke kandang. Cici gemetaran hingga hewan lainnya turut kebingungan. Akhirnya Cici bersembunyi dan hewan lainnya tetap berada di kandang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Boni berteriak dengan keras dan menyalahkannya kepada hewan-hewan disana. Cici pun merasa bersalah karena yang memecahkan telurnya adalah dia bukan teman-temannya.
Dari balik jerami, Cici keluar dengan gemetaran dan meminta maaf kepada Boni dan Jago. Tapi yang mengherankannya Jago bukannya memarahi Cici namun dia malah tersenyum karena kejujurannya. Cici pun merasa lega tetapi masih merasa bersalah karena merusak barang milik orang lain.
Nasehat Kakek :
Setiap manusia tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Menjunjung tinggi kejujuran apa pun itu resikonya adalah perbuatan yang mulia
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Kadek Bayu Satria wibawa
BalasHapusNo : 09
Kelas : VIII B
Sekolah : SMP Negeri 2 kuta Selatan
Resume cerita “Akrobat Wortel”
Kakek tulus menambah rumah-rumahan di kendang untuk tempat tinggal si Moli monyet. Sejak ia berada di peternakan, bantyak hewan yang ingin belajar acrobat. Salah satunya Cici kelinci. “Hup…hup..hup…!” serunya saat memutar wortel.
“ huh jatuh lagi..jatuh lagi,” kata cici saat gagal.
“nggak papa. Ulangi dan coba tirukan saya, tu wag a,” kata si Moli memberi contoh. Walau kelinci sering mengeluh, moli tak bosan mengajari.
Hari itu cici pamer kepada embek dan gembul kambing di kendang. Hewan yang sudah lama pergi mencari makna.
“Teman, lihat nih…,” katanya mulai memutar wortel.
“Cici, kalau berakrobat di luar kendang, “kata si Moli.
“sebentar saja. Biar embek dan gembul tau, kalu aku sudah bisa,” jawab cici
“iya..tapi di luar,” desak moli.
“emapat putaran lagi mol…,” kata-kata cici terpengal karena kakinya terpeleset genangan air.
Wortel-wortel di tangannya terpental.” Siuuut…prakk!” tak disangka, wortel jatuh di tempat telur-telur ayam dan memecahkan satu telur. Semua hewan terbengong.
Dari kejahuan terdengar Boni dan Jago balik ke kendang. Cici tubuhnya gemetar. Hewan lain turut kebingungan. Akhirnya Cici bersembunyi di kendang dan lainnya tetap di kendang, seolah tak terjadi apa-apa.
Dari balik tumpukan jerami, Cici keluar gemetaran. “ kenapa kamu?” bentak jago.
“ Maaf-maaf, saya sal-salah. Saya yang memecahkan, bukan mereka…,” kata Cici terbata-bata. Sebelum bertindak, Boni membisiki jago.
“Pak jago dan bu boni…..saya siap di hukum,” kata cici sambal tundukan kepala.
Yang mengherankan, Jago tidak marah.. tapi malah tersenyum. “Saya salut, kamu berani bersikap jujuir.” Kata boni, yang kamu pecahkan sebenarnya adalah telur rusak atau tak bakal jadi anak ayam,” tutur Jago.
Cici hatinya senang.’’tapi kamu tetap salah,karena merusak barang hewan lain.jadu,hukumanmu menyediakan makanan untuk Boni selama mengerami telur…… ?’’kata jago si ayam jntan.
Hewan-hewan lega.cici bersyukur,karena kejujurannya ia tak dihukum berat.tapi ia berjanji,tidak akan bermain didalam kendang lagi dan mematuhi anjuran teman.
Nama:I Komang Eta surya adinata
BalasHapusNo: 15
Kelas: VIIIB
Sekolah: SMP N 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng "Bahaya dari langit"
"Halo adik-adik baruku. Idih, kamu semua menggemaskan," seru Cici kelinci membelai ayam-ayam kecil itu satu persatu. Wajah Babon terlihat kelelahan, tapi ia sangat bahagia.
Ayam-ayam kecil itu kegirangan. Mereka berlari ke sana-ke mari.
"Kukur kukuuur...," sambut Lintar si Merpati dari atas tempat tinggalnya turut senang.
"Kluk kluk klu...! Anak-anak, lihat nih...ibu dapat cacing," yang lain tetap asyik bermain.
Tiba-tiba langit berkelebat bayangan "Mbeek! Mbeeek! Bahaya, ada burung elang! Anak-anak ayam, berlinduuung...!," teriak Gembul sui Kambing.
"Petok petok!," kata Babon memanggil. Ayam-ayam kecil itu berteriak-teriak kebingungan. Sebagian langsung berlindung di bawah sayap induknya, ada yang sembunyi di samping batu besar, tapi ada juga yang tak tau apa yang harus dilakukan.
Terlambat. Elang besar itu menukik, menyambar salah satu anak ayam dan dibawa terbang. Tapi tiba-tiba dari sisi kanan, seekor burung menabrak si elang. "Lihat, Lintar berusaha menyelamatkan ayam kecil," teriak si Jago. Karena diganggu,si elang mencakar Lintar. Sehingga pegangan pada ayam kecil lepas, dan jatuh ke bawah. Induk ayam segera menyelamatkan anaknya.
Tak mau melepas mangsanya, elang kembali berusaha menyambar anak ayam. Malang. Di bawah, Gembul dan Jago ternyata sudah siap menyambut. Dan segera mereka mengeroyok si elang. "Kaaaak...!" teriak elang kesakitan terbang menjauh. "Ia pasti jera kembali ke peternakan," pikir si Manis kucing yang bersembunyi di depan rumah.
Di depan peternakan semua hewan bersorak kemenangan. Tapi, di mana si pahlawan Lintar? "Teman-teman lihat, Lintar terluka!," teriak Cici dari bawah pagar. "Manis...tolong panggil Suci ya!"
Tak lama, Suci datang bersama si Manis. Burung merpati itu dibawa Suci ke dalam rumah untuk dirawatnya.
Nama:I Komang Eta surya adinata
BalasHapusNo: 15
Kelas: VIIIB
Sekolah: SMP N 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng "Bahaya dari langit"
"Halo adik-adik baruku. Idih, kamu semua menggemaskan," seru Cici kelinci membelai ayam-ayam kecil itu satu persatu. Wajah Babon terlihat kelelahan, tapi ia sangat bahagia.
Ayam-ayam kecil itu kegirangan. Mereka berlari ke sana-ke mari.
"Kukur kukuuur...," sambut Lintar si Merpati dari atas tempat tinggalnya turut senang.
"Kluk kluk klu...! Anak-anak, lihat nih...ibu dapat cacing," yang lain tetap asyik bermain.
Tiba-tiba langit berkelebat bayangan "Mbeek! Mbeeek! Bahaya, ada burung elang! Anak-anak ayam, berlinduuung...!," teriak Gembul sui Kambing.
"Petok petok!," kata Babon memanggil. Ayam-ayam kecil itu berteriak-teriak kebingungan. Sebagian langsung berlindung di bawah sayap induknya, ada yang sembunyi di samping batu besar, tapi ada juga yang tak tau apa yang harus dilakukan.
Terlambat. Elang besar itu menukik, menyambar salah satu anak ayam dan dibawa terbang. Tapi tiba-tiba dari sisi kanan, seekor burung menabrak si elang. "Lihat, Lintar berusaha menyelamatkan ayam kecil," teriak si Jago. Karena diganggu,si elang mencakar Lintar. Sehingga pegangan pada ayam kecil lepas, dan jatuh ke bawah. Induk ayam segera menyelamatkan anaknya.
Tak mau melepas mangsanya, elang kembali berusaha menyambar anak ayam. Malang. Di bawah, Gembul dan Jago ternyata sudah siap menyambut. Dan segera mereka mengeroyok si elang. "Kaaaak...!" teriak elang kesakitan terbang menjauh. "Ia pasti jera kembali ke peternakan," pikir si Manis kucing yang bersembunyi di depan rumah.
Di depan peternakan semua hewan bersorak kemenangan. Tapi, di mana si pahlawan Lintar? "Teman-teman lihat, Lintar terluka!," teriak Cici dari bawah pagar. "Manis...tolong panggil Suci ya!"
Tak lama, Suci datang bersama si Manis. Burung merpati itu dibawa Suci ke dalam rumah untuk dirawatnya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama:I wayan indra sastrawan
BalasHapusNo: 16
Kelas: VIIIB
Sekolah: SMP N 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng "Bahaya dari langit"
"Halo adik-adik baruku. Idih, kamu semua menggemaskan," seru Cici kelinci membelai ayam-ayam kecil itu satu persatu. Wajah Babon terlihat kelelahan, tapi ia sangat bahagia.
Ayam-ayam kecil itu kegirangan. Mereka berlari ke sana-ke mari.
"Kukur kukuuur...," sambut Lintar si Merpati dari atas tempat tinggalnya turut senang.
"Kluk kluk klu...! Anak-anak, lihat nih...ibu dapat cacing," yang lain tetap asyik bermain.
Tiba-tiba langit berkelebat bayangan "Mbeek! Mbeeek! Bahaya, ada burung elang! Anak-anak ayam, berlinduuung...!," teriak Gembul sui Kambing.
"Petok petok!," kata Babon memanggil. Ayam-ayam kecil itu berteriak-teriak kebingungan. Sebagian langsung berlindung di bawah sayap induknya, ada yang sembunyi di samping batu besar, tapi ada juga yang tak tau apa yang harus dilakukan.
Terlambat. Elang besar itu menukik, menyambar salah satu anak ayam dan dibawa terbang. Tapi tiba-tiba dari sisi kanan, seekor burung menabrak si elang. "Lihat, Lintar berusaha menyelamatkan ayam kecil," teriak si Jago. Karena diganggu,si elang mencakar Lintar. Sehingga pegangan pada ayam kecil lepas, dan jatuh ke bawah. Induk ayam segera menyelamatkan anaknya.
Tak mau melepas mangsanya, elang kembali berusaha menyambar anak ayam. Malang. Di bawah, Gembul dan Jago ternyata sudah siap menyambut. Dan segera mereka mengeroyok si elang. "Kaaaak...!" teriak elang kesakitan terbang menjauh. "Ia pasti jera kembali ke peternakan," pikir si Manis kucing yang bersembunyi di depan rumah.
Di depan peternakan semua hewan bersorak kemenangan. Tapi, di mana si pahlawan Lintar? "Teman-teman lihat, Lintar terluka!," teriak Cici dari bawah pagar. "Manis...tolong panggil Suci ya!"
Tak lama, Suci datang bersama si Manis. Burung merpati itu dibawa Suci ke dalam rumah untuk dirawatnya.
Nama : Charline Batzheba Panie
BalasHapusNo. Absen :11
Kelas :VIII B
Sekolah : SMP Negeri 2 Kuta Selatan
Resume Dari Dongeng “ Akrobat Wortel “
Suatu hari kakek tulus menambah rumah-rumahan di kandang tempat tinggal Si Moli Monyet. Sejak ia berada di peternakan,banyak hewan ingin belajar acrobat. Salah satunya Cici si Kelinci .Ia setiap hari belajar acrobat memutar tiga wortel di dua tangan. Walau kelinci sering mengeluh, Moli tak bosan mengajarinya. Akhirnya cici mulai pintar berakrobat wortel.
Hari itu, Cici pamer kepada Embek dan Gembul Kambing di kandang. Hewan lain sudah lama pergi mencari makan. Saat Cici sedang memutar wortel, Moli memintanya untuk berakrobat di luar kandang. Cici tidak menghiraukan perkataan Moli. Saat sedang berakrobat, Cici terpenggal karena kakinya terpeleset genangan air. Wortel-wortel di tangannya terpentaldan jatuh di tempat telur-telur ayam sampai memecahkan satu telur.
Dari kejauhan terdengar Boni dan Jago balik ke kandang. Cici tubuhnya gemetar. Hewan lain turut kebingungan. Akhirnya Cici bersembunyi dan lainnya tetap di kandang,seolah tak terjadi apa-apa. Saat melihat telurnya pecah, Boni berteriak keras sambil bertanya siapa yang memecahkan telurnya, saat itu Jago sempat menyalahkan Gembul,Embek,dan Moli. Dari balik tumpukan jerami,Cici keluar dengan tubuh yang gemetar. Cici menceritakan apa yang terjadi dan berkata siap untuk dihukum.
Jago tidak marah tapi malah tersenyum. Jago salut karna Cici berani bersikap jujur. Telur yang ia pecahkan sebenarnya adalah telur rusak. Cici hatinya sangat senang. Tapi Cici tetap salah,karena merusak barang hewan lain. Jadi,hukumannya adalah menyediakan makanan untuk Boni selama mengerami telur. Cici bersyukur,karena kejujurannya ia tak dihukum berat.
Nama:Ni Komang Sri Putri Astini
BalasHapusKelas:VIIIB
No absen:25
Sekolah:SMP N 2 KUTA SELATAN
Resume dari dongeng "Terjebak di Kandang"
Hari yang cerah.Dari peternakan kecil di desa dekat kaki
Gunung Wilis,Kakek Tulus ditemani Suci cucunya ke sawah dengan riang gembira.Hewan-hewan peliharaanya tak kalah gembira.
Tapi menjelang siang,awan hitam menutupi langit dan angin bertiup kencang "Moooh.Mau turun hujan.Kembali ke kandang teriak Bocil kerbau lalu hujan turun lebat,semua hewan sudah masuk kandang.
Angin kencang membuat jendela berderak karena takut ,Cici Kelinci merapatkan tubuhnya kepada Boni si Ayam betina yang sedang mengerami depalan telurnya."Selamatkan dirimu.Ada pohon mau rubuh!"teriak Lintar si Merpati dari tempat tinggalnya didepan kandang.
Semua hewan berlari keluar kandang tiba-tiba ,Kraaak...bruuk.Ternyata dahan pohon tua yang melintang di atas kandang patah dan menimpa kandang.Coba dengar "Tolooong!". Siapa ya yang minta tolong dari balik kandang rubuh?
"Jago dan Boni Ayam terjebak di dalam," teriak Bocil "Teman-teman,cepat bantu mengeluarkan mereka...!" Manis si Kucing yang tinggal di rumah Kakek Tulus turut membantu.
Ternyata tak mudah.Sampai hujan reda mereka terus berusaha menyelamatkan dua rekannya itu.Petang menjelang dan mereka masih harus menyinkirkan dahan pohon.Ayo tinggal sesikit mari kita tarik bersama-sama kata Bocil." Satu...dua...tigaaa...!. Sayang,dahan itu hanya tergeser sedikit karena berat.
Untung saat itu Kakek Tulus dan Suci pulang dari sawah.Akhirnya semua reruntuhan tersingkir Kakek Tulus segera mengeluarkan Jago dan Boni Kakek Tulus gembira melihat hewan-hewan selamat. Bulan bintang bersinar terang di langit malam itu hewan peternakan beristirahat disamping rumah berselimut jerami.
"Terimakasih teman-teman karena kamu,aku bisa mengerami telur-telurku kembali,"kata Boni.
Nama :Made Metha Oka Dwipayanti
BalasHapusNomer :20
Kelas :VIII B
Sekolah:SMP Negri 2 kuta Selatan
Resume dari dongeng"Gara gara rumput"
Langit di Timur memerah saat fajar tiba. Di atas pagar, Jago mengepakkan sayap. “Kukuruyuuk...!” teriaknya membangunkan hewan di peternakan.
“Bangun semua. Jangan malas di hari yang indah ini! Banguuun...!”
Pagi itu Kakek Tulus sengaja tak pergi ke sawah, untuk memperbaiki kandang. Dibantu Suci cucunya yang cantik, ia memotong beberapa ruas bambu untuk mengganti kayu-kayu kandang yang rusak. “Asyiiik!” teriak Suci melihat kakeknya bekerja sambil bernyanyi mengikuti suara dari radio yang digantung di pagar. Hewan-hewan juga ikut tertawa senang. Siang hari, kandang baru telah selesai. Pekerjaan berat itu jadi ringan karena dikerjakan dengan santai.
“Kuuur...tu tu tu! teriak Kakek Tulus memanggil ternaknya. Hewan-hewan segera berlarian ke kandang. “Makan yang kenyang ya. Biar sehat,” kata Kakek Tulus sambil menaruh rumput segar untuk kerbau, kelinci dan dua kambingnya. Sedangkan Suci menabur biji jagung untuk ayam dan merpati.
Saat semua menikmati makanan. Tiba-tiba di pojok kandang Embik dan Gembul Kambing ribut, saling Lintarng. “Hei, makan yang baik!” bentak Kakek Tulus. Keduanya kembali tenang. Tapi ketika Kakek Tulus dan Suci meninggalkan kandang, dua kambing itu kembali bertengkar. Bahkan lebih hebat, mereka saling menanduk!
“Kamu merusak rumahku,” kata Cici Kelinci saat Gembul jatuh menimpa kandangnya, ditanduk Embik. Gembul bangkit dan berusaha membalas. Saat Embik menghindar, tanduk Gembul mengenai penyangga tempat tinggal Lintar si Merpati. “Berhentiii,” teriak Lintar. Karena tak digubris, Cici dan Lintar minta bantuan Bocil untuk melerai dua kambing itu. Dengan cepat Bocil memisah Embik dan Gembul dengan berdiri di tengahnya.
“Kenapa kamu berdua bertengkar?” tanya Bocil.
“Embik mengambil rumputku...!” jawab Gembul.
“Bukan, ia yang ngambil...!” kata Embik ketus.
“Kamu yang ngambil...,” balas Gembul.
“Kamu...!” teriak Embik.
“Sudah, diam! Biarkan aku berpikir,” kata Bocil.
Ketika melihat kandang kambing, Bocil tahu masalahnya. Kakek Tulus membuat hanya satu wadah rumput, sehingga mereka saling berebut rumput. “Aha, aku punya ide!” seru Bocil. Ia mengambil lidi dan papan yang terserak di kandang. Embik dan Gembul tegang, khawatir Bocil menghukum mereka. “Biar nggak berebut, kita bagi wadah rumput ini,” kata Bocil.
Dengan cekatan kerbau bijak itu membagi wadah dengan lidi sebagai alat pengukur. Setelah mendapat ukuran yang pas, ditengahnya diberi papan. “Embik hanya boleh makan rumput di kiri papan, dan Gembul di kanan papan,” jelasnya. Dua kambing itu setuju, dan senang dengan cara penyelesaian Gembul.
Embik dan Gembul menyesal atas pertengkaran tadi. Apalagi mereka saudara. Mereka pun minta maaf kepada teman-temannya, terutama Cici dan Lintar yang dirugikan. Malam itu mereka tidur berdampingan. Bahagia rasanya bisa rukun kembali.
Nama:Putu Aurelia Amanda Hartanti
BalasHapusNo:07
Kelas:VIIIB
Sekolah:SMPN 2 KUTA SELATAN
Resume dari cerita "Bahaya dilangit"
Pagi itu sangat istimewa!Telur-telur yang dierami Boni si Ayam Betina semua menetas. "Piyek...piyek...piyek,"seru ayam-ayam kecil yang lucu mintak dipeluk induknya.
"Halo adik-adik baruku.Idih,kamu semuanya menggemaskan,"Seru Cici kelinci mebelai ayam-ayam kecil itu satu persatu.Wajah Bobon terlihat kelelahan,tapi ia sangat bahagia
"Sekarang,kita keluar kandang untuk berjemur.Sinar matahari dipagi hari sangat menyehatkan." kata Boni menggiringi keluar
Ayam-ayam kecil itu kegirangan.Mereka berlari ke-sana kemari." kukur...kukuuur...," sambut Lintar si Merpati dari atas tempat tinggalnya turut senang.
Saat anak-anak ayam bermain tiba-tiba di langit berkelebat and bayangan hitam.Apa itu?"Mbekk!Mbekk!Bahaya ada burung elang!Anak-anak ayam, berlinduuung....,! "teriak Gembul si Kambing
"Petok-petok!," kata Bonbon memanggil ayam-ayam kecil itu berteriak-teriak kebingungan.Sebagian langsung berlindung di bawah sayap induknya,ada yang bersembunyi di samping batu besar,tapi ada juga yang tak tahu apa harus dilakukan
Terlambar. Elang besar itu menukik,menyambar salah satu anak ayam di bawah terbang tapi tiba-tiba dari sisi kanan seekor burung menabrak sielang."Lihat,Lintar berusaha menyelamatkan ayam kecil itu,"teriak si Jago. Karena diganggu,sielang mencakar Lintar.Sehingga pegangan pada ayam kecil lepas,dan jatuh kebawah.Induk ayam segera menyelamatkan anaknya
Tak mau melepas mangsanya,elang kembali berusaha menyambar anak ayam.Malang.Dibawah,Gembul dan Jago ternyata sudah siap menyambut.Dan segera mereka mengeroyok si elang. "Kaaaak...!"teriak elang kesakitan terbang menjauh. "Ia pasti jera kembali kepertenakan,"pikir si Mnis Kucing yang bersembunyi di depan rumah.
Di depan peternakan semua hewan bersorak kemenangan.Tapi,di mana si pahlawan Lintar?"Teman-teman lihat,Lintar terluka!,"teriak Cici dari bawah pagar. "Manis...tolong panggil Suci ya!"
Tak lama,Suci datang bersama si Manis.Burung merpati itu dibawa Suci ke dalam rumah untuk dirawat
Nama:Putu Aurelia Amanda Hartanti
BalasHapusNo:07
Kelas:VIIIB
Sekolah:SMPN 2 KUTA SELATAN
Resume dari cerita "Bahaya dilangit"
Pagi itu sangat istimewa!Telur-telur yang dierami Boni si Ayam Betina semua menetas. "Piyek...piyek...piyek,"seru ayam-ayam kecil yang lucu mintak dipeluk induknya.
"Halo adik-adik baruku.Idih,kamu semuanya menggemaskan,"Seru Cici kelinci mebelai ayam-ayam kecil itu satu persatu.Wajah Bobon terlihat kelelahan,tapi ia sangat bahagia
"Sekarang,kita keluar kandang untuk berjemur.Sinar matahari dipagi hari sangat menyehatkan." kata Boni menggiringi keluar
Ayam-ayam kecil itu kegirangan.Mereka berlari ke-sana kemari." kukur...kukuuur...," sambut Lintar si Merpati dari atas tempat tinggalnya turut senang.
Saat anak-anak ayam bermain tiba-tiba di langit berkelebat and bayangan hitam.Apa itu?"Mbekk!Mbekk!Bahaya ada burung elang!Anak-anak ayam, berlinduuung....,! "teriak Gembul si Kambing
"Petok-petok!," kata Bonbon memanggil ayam-ayam kecil itu berteriak-teriak kebingungan.Sebagian langsung berlindung di bawah sayap induknya,ada yang bersembunyi di samping batu besar,tapi ada juga yang tak tahu apa harus dilakukan
Terlambar. Elang besar itu menukik,menyambar salah satu anak ayam di bawah terbang tapi tiba-tiba dari sisi kanan seekor burung menabrak sielang."Lihat,Lintar berusaha menyelamatkan ayam kecil itu,"teriak si Jago. Karena diganggu,sielang mencakar Lintar.Sehingga pegangan pada ayam kecil lepas,dan jatuh kebawah.Induk ayam segera menyelamatkan anaknya
Tak mau melepas mangsanya,elang kembali berusaha menyambar anak ayam.Malang.Dibawah,Gembul dan Jago ternyata sudah siap menyambut.Dan segera mereka mengeroyok si elang. "Kaaaak...!"teriak elang kesakitan terbang menjauh."Ia pasti jera kembali kepertenakan,"pikir si Mnis Kucing yang bersembunyi di depan rumah.
Di depan peternakan semua hewan bersorak kemenangan.Tapi,di mana si pahlawan Lintar?"Teman-teman lihat,Lintar terluka!,"teriak Cici dari bawah pagar. "Manis...tolong panggil Suci ya!"
Tak lama,Suci datang bersama si Manis.Burung merpati itu dibawa Suci ke dalam rumah untuk dirawat
BalasHapusNama :Komang Angga Mirja Prasetya
No. Absen :04
Kelas :VII B
Sekolah : SMP Negeri 2 Kuta Selatan
Resume Dari Dongeng “ Akrobat Wortel “
Suatu hari kakek tulus menambah rumah-rumahan di kandang tempat tinggal Si Moli Monyet.Sejak ia berada di peternakan,banyak hewan ingin belajar acrobat.Salah satunya Cici Kelinci.Ia setiap hari belajar acrobat memutar tiga wortel di dua tangan.Walau kelinci sering mengeluh,Moli tak bosann mengajarinya.Akhirnya cici mulai pintar berakrobat wortel.
Hari itu,Cici pamer kepada Embek da Gembul Kambing di kandang.Hewan lain sudah lama pergi mencari makan.Saat Cici sedang memutar wortel,Moli memintanya untuk berakrobat di luar kandang.Cici tidak menghiraukan perkataan Moli.saat sedang berakrobat,Cici terpenggal karena kakinya terpeleset genangan air.Wortel-wortel di tangannya terpentaldan jatuh di tempat telur-telur ayam sampai memecahkan satu telur.
Dari kejauhan terdengar Boni dan Jago balik ke kandang.Cici tubuhnya gemetar.Hewan lain turut kebingungan.Akhirnya Cici bersembunyi dan lainnya tetap di kandang,seolah tak terjadi apa-apa.Saat melihat telurnya pecah,Boni berteriak keras sambil bertanya siapa yang memecahkan telurnya.saat itu Jago sempat menyalahkan Gembul,Embek,dan Moli.Dari balik tumpukan jerami,Cici keluar dengan tubuh yang gemetar.Cici menceritakan apa yang terjadi dan berkata siap untuk dihukum.
Jago tidak marah tapi malah tersenyum.Jago salut karna Cici berani bersikap jujur.Telur yang ia pecahkan sebenarnya adalah telur rusak.Cici hatinya sangat senang.Tapi Cici tetap salah,karena merusak barang hewan lain.Jadi,hukumannya adalah menyediakan makanan untuk Boni selama mengerami telur.Cici bersyukur,karena kejujurannya ia tak dihukum berat.
Nasehat Kakek Tulus
“Setiap manusia tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan.Menjunjung apa pun resikonya adalah perbuatan mulia.
Nama : Komang Tri Suci Ayu Ningsih
BalasHapusNo. Absen :30
Kelas :VIIIB
Sekolah :SMP N 2 KUTA SELATAN
Resume dari dongeng,
-Terjebak Dikandang-
"Jago dan Boni Ayam terjebak didalam" teriak bocil.
"Teman teman cepat bantu mereka...!"
Ternyata tak mudah. Mereka terus menyelamatkan rekannya itu. Untung saat itu Kakek Tulus dan Suci pulang dari sawah. Mereka segera membantu menyelamatkan ayam dengan memotong dahan.
Nasihat Kakek Tulus
" Nah anak anak segala kesulitan yang terjadi dapat dilalui dan diatasi dengan mudah jika kita mau bahu-membahu dan saling tolong menolong, serta tidak membeda bedakan satu sama lainnya"
Seperti nasehat Kakek Tulus, saya sangat setuju seperti itu. Apapun kesulitan yg kita hadapi jika kita lewati dengan besama sama dan saling tolong menolong maka kesulitan itu akan teratasi.
NAMA :KADEK SANDRINA WIDYA PRADNYA
BalasHapusNOMER :24
KELAS :VIII B
SEKOLAH :SMPN 2 KUTA SELATAN
Resume dari dongeng " Kembali Terbang "
Pada suatu pagi,kupu-kupu yang indah bermain dipohon bunga melati dan kemuning didepan rumah Kakek Tulus,semua mata hewan tertuju pada Lintar si Merpati.Akibat dari pertarungannya dengan elang,sayapa Lintar patah dan harus diperban.Sejak saat itu Lintar tidak bisa terbang.Setiap hari Boni si ayam terus mengajak Lintar untuk berjalan-jalan agar lebih segar,terkadang Lintat menangis ketika melihat anak ayam yang meloncat gendong mengajak bermain.
Setelah beberapa hari,perban pada sayap Lintar dilepas. Lintar pun mencoba untuk terbang namun tetap saja tidak bisa.Teman-teman Lintar merasa kasihan,namun Lintar tetap berfikir optimis ia terus berusaha belajar terbang.Terkadang Lintar melompat terbang melalu punggung Bocil,batu,pagar,dan jedela tetapi hasilnya tetap sama dan bulu-bulunya menjadi rontok dan kotor.
Melihat perjuangan Lintar,hewan lain juga membantu mendorongnya walaupun sudah mengetahui hasilnya Lintar tak akan bisa terbang.Kakek Tulus pun membantu Lintar untuk terbang,awalnya Lintar terbang dengan rendah lalu tinggi dan tinggi." Ajaib " teriak penghuni peternakan , teriakan itu membuat Lintar mulai bisa terbang. Semua berhitung " Satu,dua,tiga" Lintar terlempar tinggi ke udara,ia mengepakan sayap agak goyah.Semua hewan berteriak gembira sampa menitikan airmata haru,semua bersyukur Lintar bisa terbang lagi.
Nasehat Kakek Tulus
"Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda,jangan takut terhadap kegagalan,dan hanya dengan kegigihan serta semangat yang pantang menyerah,kita akan mampu bangkit untuk dapat meraih cita-cita kita."
Nama:I Made Beni Surya Putra
BalasHapusNo:10
Kelas:VIIIB
Sekolah:SMP Negeri 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng "Maaf ya Manis.!"
Hari itu awal sekolah setelah liburan. Suci berangkat sekolah, sesaat setelah kakek Tulus pergi ke sawah. Belum jauh dari rumah, Suci menemukan anak burung menciap-ciap di atas tanah."Ciap....ciap.....ciap....!" teriak burung yang baru tumbuh bulu-bulunya itu.
"Hai burung cantik. Kamu pasti jatuh dari sarang," kata Suci setelah menangkapnya. "Kamu mau kembali ke sarang? Di mana sarangmu?" ujar Suci sambil melihat ke pohon di sekelilingnya, mencari sarang induk burung.
Ia segera mencari kain dan merapikannya. "Nah burung, kamu istirahat di sini," kata Suci menaruh burung kecil di atas tumpukan kain."Manis... Kamu jaga ya si burung kecil." "Meoong meoong.....," jawab manis.
Sepanjang pelajaran, Suci gelisah. Ani temannya sampai heran. "Suci... kenapa sih? nggak biasanya kamu begini?" tanyanya
"Eh gini An...tadi pagi saya nemu burung kecil. Sebelum sekolah, saya titipkan pada si Manis kucingku," kata Suci "Gimana sih kamu. Nanti kalau dimakan kucingmu gimana?"
Sampai rumah Suci segera membuka pintu "Braak..." bener, si burung tidak ada ditempat! "Di mana burung keculku? Manis di mana kamu? Manis..." teriaknya cemas. Dari atas jendela Manis melompat turun, dan dengan manja mengusap-usap kaki Suci.
Dengan kasar Suci memegang Manis. "Burungnya kamu makan ya? Ayo ngaku! Kamu harus bertanggung jawab"
"Meoong meoong...," jawab manis menggeleng-menggelengkan kepalanya.
"Kamu memakannya kan?" cecar Suci mau menangis.
"Meoong... Meoong!"kata Manis tetap menggelengkan kepala sambil menarik tali sepatu.
"Sabar Suci. Lihat... Kucingmu menarik-narik tali sepatumu, mungkin mengajak kita mengikutinya," kata Ani
Lalu manis berjalan ke samping rumah. Suci dan Ani segera mengikutinya. Ternyata di samping rumah si burung kecil sedang disuapi seekor burung kutilang. "Oh burung kecil, kamu sudah ketemu indukmu ya?" kata Suci gembira. Dipandu kutilang, akhirnya anak burung itu bisa di kembalikan Suci ke sarangnya.
Suci menyesal telah menuduh si Manis. "Maafkan Suci ya Manis... Kamu kucing yang paaaling bertanggung jawab." "Meoong...!" jawab Manis di pangkuan Suci, seolah tak terjadi apa-apa
Nasehat kakek Tulus
Nah, anak-anak, jagalah tugas yang telah di berikan dengan penuh tanggung jawab agar kalian menjadi anak yang dipercaya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama:I Kadek Edi Mertha
BalasHapusNo.Absen:14
Kelas:VIII B
Sekolah:SMP Negeri 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng"Maaf ya Manis"
Hari itu awal sekolah setelah liburan.Suci berangkat sekolah,sesaat setelah Kakek Tulus pergi ke sawah.Belum jauh dari rumah,Suci menemukan anak burung menciap ciap di atas tanah."Ciap...ciap...ciap!"teriak burung yang baru tumbuh bulu-bulunya itu.
"Hai burung cantik.Kamu pasti jatuh dari sarang,"kata Suci setelah menangkapnya."Kamu mau kembali ke sarang?Di mana sarangmu"ujar Suci sambil melihat ke pohon di sekelilingnya,mencari sarang induk burung.Tapi ia tidak menemukannya.
"Ya sudah.Kamu di rumahku dulu aja ya ...!Sepulang sekolah,kita cari lagi sarangmu,"kata Suci.
Ia segera mencari kain dan merapikannya "Nah burung,kamu istirahat di sini,"kata Suci menaruh burung kecil di atas tumpukan kain."manis...kamu jaga ya si burung kecil.""Meong meooong...,"jawab Manis.
Sepanjang pelajaran,Suci gelisah.Ani temannya sampai heran."Suci...kenapa sih?Nggak biasanya kamu begini ?"tanyanya.
"Eh,gini An...tadi pagi saya nemu burung kecil.Sebelum ke sekolah,saya titipkan pada di Manis kucingku,"kata Suci."Gimana sih kamu.Nanti kalau dimakan kucingmu gimana?"kata Ani.
"Ya itu yang aku cemaskan...!"jawab Suci gelisah.
Sampai rumah Suci segera membuka pintu"braaak..."Benar,si burung tidak ada di tempat!"Di mana burung kecilku?Manis di mana kamu?Maniis...?teriaknya cemas.Dari atas jendela manis melompat turun,dan dengan manja mengusap-usap kaki Suci.Dengan kasar Suci memegang Manis."Burungnya kamu makan ya?Ayo ngaku!Kamu harus bertanggung-jawab"
"Meong meong...,"jawab Manis menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kamu memakannya kan?cecar Suci mau menangis.
"Meong...meooong!"kata Manis tetap menggelengkan kepala sambil menarik tali sepatu.
"Sabar Suci.Lihat...kucingmu menarik-narik tali sepatumu,mungkin mengajak kita mengikutinya,"kata Ani.
Lalu Manis berjalan ke samping rumah.Suci dan Ani segera mengikutinya.Ternyata di samping rumah si burung kecil sedang disuapi seekor burung kutilang."Oh burung kecil,kamu sudah ketemu indukmu ya?"kata Suci gembira Dipandu kutilang akhirnya anak burung itu bisa dikembalikan Suci ke sarangnya.
Suci menyesal telah menuduh si Manis."Maafkan Suci ya Manis..Kamu kucing yang paaaling bertanggung jawab."
"Meong...!"jawab manis di pangkuan Suci,seolah tak terjadi apa-apa.
Nama : Ni kadek paramita ariani suci putri
BalasHapusNo : 22
Kelas : VIII B
Sekolah : SMP N 2 KUTA SELATAN
Resume dari dongeng”Maaf ya Manis.!”
Saat awal sekolah setelah liburan.Suci Berangkat ke sekolah,sesaat setelah kakek tulus pergi ke sawah.Belum jauh dari rumah Suci mendengar suara burung yang belum tumbuh bulu “Ciap...ciap...ciap”teriak burung tersebut
“Hai burung cantik.Kamu Pasti Jatuh dari sarang.” Kata suci setelah menangkapnya.Lalu suci berpikiran untuk membawanya ke rumahnya.
“Ya Sudah kamu tinggal saja dirumahku dulu aja ya...!Sepulang sekolah kita cari lagi sarangmu.”Kata Suci.Saat sampai dirumah Manis pun menyambut Suci.”Manis mainnya nanti saja ya.”kata Suci.
Lalu Suci membuat peristirahatan untuk si burung.”Nah manis kamu jaga burung kecil ini ya.”Suci pun kembali berangkat ke sekolah.
Sepanjang pelajaranan, Suci gelisah.Ani temannya sampai heran.”Suci kamu kenapa sih?tidak biasanya kamu begini?”.Suci Pun Menceritakan kejadian tadi.”Gimana sih kamu?kalo dimakan kucingmu bagaimana?”ucap Ani.
“Teng...Teng...Teng..!”Lonceng berbunyi tanda pulang sekolah.Suci ditemani Ani pun berlari ke rumah Suci.
Saat sampai rumah,Suci pun segera membuka pintu”Benar burung tidak ada di tempat.Dimana burung kecilku manis?”Teriaknya cemas.Dari atas jendela manis melompat turun.
Dengan kasar Suci memegang manis. “Burungnya kamu makan ya?Ayo ngaku!Kamu harus segera bertanggung jawab.”Lalu Manis menarik tali sepatu Suci.”Sabar Suci lihat Kucingmu menarik tali sepatu,Mungkin dia mengajak kita untuk mengikutinya.”Kata Ani.
Lalu Manis berjalan ke samping rumah dan melihat burung kecil sudah bertemu dengan induknya.Dipandu kutilang akhirnya anak burung itu bisa dikembalikan.
Suci pun akhirnya meminta maaf dengan manis.
Nama:I Wayan Agus Adi Gunawan
BalasHapusNomer:01
Kelas:VIII B
Sekolah:SMP Negeri 2 Kuta Selatan
Resume dari dongeng"Maaf ya Manis..!"
Saat awal sekolah setelah liburan.Suci berangkat sekolah,sesaat setelah kakek tulus pergi ke sawah.Belum jauh dari rumah Suci mendengar suara burung yang belum tumbuh bulu "Ciap...Ciap...Ciap" teriak Berung tersebut.
"Hai burung cantik.Kamu pasti jatuh dari sarang".Kata Suci setelah mengkapanya.Lalu suci berpikir untuk membawanya ke rumahnya
"Iya sudah kamu tinggal saja dirumahku dulu aja...! Sepulang sekolah kita cari lagi sarangmu."Kata Suci.Saat sampai di rumah manis pun menyambut Suci.Mainya nanti saja iya"Kata suci.Lalu suci membuat peristirahatan untuk si burung". Nah manis kamu jaga burung kecil ini ya."Suci pun berangkat ke sekolah.Sepanjang pelajaran,suci gelisah.Ani temannya sampai Hera."Suci kamu kenapa sih? Tidak tanya biasanya kamu begini?"Pun menceritakan kejadian tadi"Gimana sih kamu? kalau dimakan kucingmu bagaimana?"ucap Ani.Teng...Teng...Teng...!"Lonceng berbunyi tanda pulang sekolah.Suci di temani Ani pun berlari ke rumah suci.Saat sampai rumah,suci pun segera membuka pintu"Benar burung tidak ada di tempat.Dimana burung kecilku manis?"Teriakan cemas.Dari atas jendela melompat turun.
Dengan kasar suci memegang manis "Burungnya kamu makan iya?Ayo ngaku!kamu harus bertanggung jawab."Lalu manis menarik tali sepatu suci."Sabar Suci lihat kucingmu menarik tali sepatu, Mungkin dia mengajak kita untuk mengikutinya."Kata Ani
Lalu manis berjalan ke samping rumah dan melihat burung kecil sudah bertemun dengan induknya.Dipandu kutilang akhirnya anak burung itu bisa di kembalikan
Suci Puna akhirnya meminta maaf dengan manis.
Nama: Pita yunita
BalasHapusNo. : 23
Kelas : Vlll B
Sekolah : SMP NEGERI 2 KUTA SELATAN
Resume dari Topeng Monyet
"Dung...dung...dung." Hari itu Babah Ong pemilik toko kelontong mengundang topeng monyet menggelar pertunjukan. "Si Moli pergi ke pasar!" Teriak Pak
Yadi pemilik topeng monyet. Si Moli merias diri," teriak Pak Yadi . Kembali monyet mengaca sambil duduk di kursi kecil.
Disela kegembiraan anak anak, Suci melihat si Moli monyet sering mogok main karena kelelahan. Pak Yadi menyentak rantai yang diikat ditubuh monyet. Terpaksa si Moli kembali beraksi " Pak...pak...pak...monyetnya kecapekan tuh! " Teriak Suci.
Pak Yadi tak menggubris ,ia terus memerintah si Moli monyet padahal hewan ituterlihat makin lemas . Sampai suatu saat ,tiba tiba Moli roboh . "Heh derdiri ...!" Teriak pak Yadi ,tapi si Monyet tidak bisa berdiri lagi.
"Bangun ...! Kalo nggak saya buang kamu ..." Ancam pak Yadi . Tetap saja si Moli tak mau berdiri . Tiba tiba Suci maju kedepan , " pak dari pada di buang ... Mmm, boleh nggak si Moli saya pelihara?" Katannya memberanikan diri.
"Nih ambil . Sudah lama saya mau ganti monyet tua ini dengan yang lebih muda.
Ia segera membopong si Moli monyet ke rumah dan merawatnya dengan baik bersama kakek Tulus . Rantai di tubuhnya ia buang.
Suatu pagi " kakek , si Moli sudah bisa bangun sendiri ...!" Teriak Suci.
"Meong , saya Manis , kamu siapa ?" Kata Manis disamping ranjang monyet.
"Saya Moli ... "Jawabnya . Suci juga memperkenalkan Moli kepada hewan - hewan di peternakan .
Suatu ketika , saat Moli sedang beraksi di kandang hewan, Suci menghentikannya ." Moli...kamu sudah kembali lincah dan sehat . Saya tak akan menghalangi kamu, kalo mau pergi meninggalkan peternakan "kata suci sedih.
"Yah...jangan dong ," kata Cici kelinci.
Melihat hewan-hewan ribut, Suci paham mereka tak rela melepas Moli monyet." Kita tak bisa melarang , semua terserah Moli," katanya.
Sambil berbunyi ," Nguk nguk nguk...?" Lalu Moli menghampiri hewan lain dan memeluk mereka . "Ha , jadi kamu mamilih tinggal di peternakan? " Tanya Suci senang sambil mengelus kepala Moli. Hewan-hewan bersorak senang menyambut keluarga baru di peternakan.
Nama:I putu agus adnyana putra
BalasHapusNo:02
Kls:VIII B
Sekolah:Smp NEGERI 2 KUTA SELATAN
Resume dari dongeng "Bahaya dari langit"
"Halo adik-adik baruku. Idih, kamu semua menggemaskan," seru Cici kelinci membelai ayam-ayam kecil itu satu persatu. Wajah Babon terlihat kelelahan, tapi ia sangat bahagia.
Ayam-ayam kecil itu kegirangan. Mereka berlari ke sana-ke mari.
"Kukur kukuuur...," sambut Lintar si Merpati dari atas tempat tinggalnya turut senang.
"Kluk kluk klu...! Anak-anak, lihat nih...ibu dapat cacing," yang lain tetap asyik bermain.
Tiba-tiba langit berkelebat bayangan "Mbeek! Mbeeek! Bahaya, ada burung elang! Anak-anak ayam, berlinduuung...!," teriak Gembul sui Kambing.
"Petok petok!," kata Babon memanggil. Ayam-ayam kecil itu berteriak-teriak kebingungan. Sebagian langsung berlindung di bawah sayap induknya, ada yang sembunyi di samping batu besar, tapi ada juga yang tak tau apa yang harus dilakukan.
Terlambat. Elang besar itu menukik, menyambar salah satu anak ayam dan dibawa terbang. Tapi tiba-tiba dari sisi kanan, seekor burung menabrak si elang. "Lihat, Lintar berusaha menyelamatkan ayam kecil," teriak si Jago. Karena diganggu,si elang mencakar Lintar. Sehingga pegangan pada ayam kecil lepas, dan jatuh ke bawah. Induk ayam segera menyelamatkan anaknya.
Tak mau melepas mangsanya, elang kembali berusaha menyambar anak ayam. Malang. Di bawah, Gembul dan Jago ternyata sudah siap menyambut. Dan segera mereka mengeroyok si elang. "Kaaaak...!" teriak elang kesakitan terbang menjauh. "Ia pasti jera kembali ke peternakan," pikir si Manis kucing yang bersembunyi di depan rumah.
Di depan peternakan semua hewan bersorak kemenangan. Tapi, di mana si pahlawan Lintar? "Teman-teman lihat, Lintar terluka!," teriak Cici dari bawah pagar. "Manis...tolong panggil Suci ya!"
Tak lama, Suci datang bersama si Manis. Burung merpati itu dibawa Suci ke dalam rumah untuk dirawatnya.
Nama:I putu agus adnyana putra
BalasHapusNo:02
Kls:VIII B
Sekolah:Smp NEGERI 2 KUTA SELATAN
Resume dari dongeng "Bahaya dari langit"
"Halo adik-adik baruku. Idih, kamu semua menggemaskan," seru Cici kelinci membelai ayam-ayam kecil itu satu persatu. Wajah Babon terlihat kelelahan, tapi ia sangat bahagia.
Ayam-ayam kecil itu kegirangan. Mereka berlari ke sana-ke mari.
"Kukur kukuuur...," sambut Lintar si Merpati dari atas tempat tinggalnya turut senang.
"Kluk kluk klu...! Anak-anak, lihat nih...ibu dapat cacing," yang lain tetap asyik bermain.
Tiba-tiba langit berkelebat bayangan "Mbeek! Mbeeek! Bahaya, ada burung elang! Anak-anak ayam, berlinduuung...!," teriak Gembul sui Kambing.
"Petok petok!," kata Babon memanggil. Ayam-ayam kecil itu berteriak-teriak kebingungan. Sebagian langsung berlindung di bawah sayap induknya, ada yang sembunyi di samping batu besar, tapi ada juga yang tak tau apa yang harus dilakukan.
Terlambat. Elang besar itu menukik, menyambar salah satu anak ayam dan dibawa terbang. Tapi tiba-tiba dari sisi kanan, seekor burung menabrak si elang. "Lihat, Lintar berusaha menyelamatkan ayam kecil," teriak si Jago. Karena diganggu,si elang mencakar Lintar. Sehingga pegangan pada ayam kecil lepas, dan jatuh ke bawah. Induk ayam segera menyelamatkan anaknya.
Tak mau melepas mangsanya, elang kembali berusaha menyambar anak ayam. Malang. Di bawah, Gembul dan Jago ternyata sudah siap menyambut. Dan segera mereka mengeroyok si elang. "Kaaaak...!" teriak elang kesakitan terbang menjauh. "Ia pasti jera kembali ke peternakan," pikir si Manis kucing yang bersembunyi di depan rumah.
Di depan peternakan semua hewan bersorak kemenangan. Tapi, di mana si pahlawan Lintar? "Teman-teman lihat, Lintar terluka!," teriak Cici dari bawah pagar. "Manis...tolong panggil Suci ya!"
Tak lama, Suci datang bersama si Manis. Burung merpati itu dibawa Suci ke dalam rumah untuk dirawatnya.